TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Rabu, 01 Januari 2020

Maria, Isteri dan Ibu yang berbakti

Selain catatan tentang kelahiran dan masa kecil Yesus, Maria tidak banyak disebutkan dalam Injil. Namun, kita tahu bahwa Maria dan Yusuf setidak-tidaknya memiliki enam anak lain. Ini mungkin mengejutkan bagi Anda. Akan tetapi, perhatikanlah apa yang dikatakan Injil.
Yusuf memiliki respek yang dalam terhadap hak istimewa Maria sebagai wanita yang melahirkan Putra Allah. Maka, ia tidak melakukan hubungan seksual dengannya sebelum Yesus lahir. Matius 1:25 menyatakan bahwa Yusuf ”tidak melakukan hubungan dengannya sampai dia melahirkan seorang anak laki-laki”. Kata ”sampai” di ayat ini menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria melakukan hubungan seksual sebagaimana layaknya suami dan istri. Maka, catatan Injil mengatakan bahwa Maria dengan Yusuf memiliki anak-anak, putra dan putri. Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas adalah saudara-saudara tiri Yesus. Maria sekurang-kurangnya memiliki dua orang putri. (Matius 13:55, 56) Namun, anak-anak ini dikandung dengan cara yang lazim.*
Maria adalah orang yang berpikiran rohani. Sekalipun Hukum tidak mewajibkan kaum wanita menghadiri perayaan Paskah, Maria biasa menemani Yusuf dalam perjalanan tahunan ke Yerusalem untuk perayaan itu. (Lukas 2:41) Ini berarti bahwa setiap tahun mereka melakukan perjalanan pulang-pergi hampir sejauh 300 kilometer​—membawa keluarga yang semakin besar! Tetapi, perjalanan ini tentunya sangat menyukacitakan seluruh keluarga.
Banyak wanita dewasa ini meniru teladan Maria. Mereka bekerja keras dan tanpa mementingkan diri memenuhi kewajiban ibadat mereka. Betapa sering istri-istri yang penuh pengabdian ini tak putus-putusnya menunjukkan kesabaran, ketekunan, dan kerendahan hati! Sewaktu merenungkan sikap Maria, mereka dibantu untuk terus mendahulukan hal-hal rohani di atas kenyamanan dan kesenangan pribadi mereka. Mereka tahu, seperti halnya Maria, bahwa ibadat kepada Allah bersama suami dan anak-anak mereka akan menguatkan dan mempersatukan keluarga.
Suatu waktu ketika Maria dan Yusuf sedang berjalan pulang dari perayaan di Yerusalem​—mungkin dengan beberapa anak​—mereka menyadari bahwa Yesus yang berusia 12 tahun tidak ada bersama mereka. Dapatkah Anda membayangkan betapa gundahnya Maria ketika ia kalang kabut mencari putranya selama tiga hari? Sewaktu akhirnya ia dan Yusuf menemukannya di bait, Yesus mengatakan, ”Tidakkah kamu tahu bahwa aku harus berada di rumah Bapakku?” Sekali lagi, catatan Injil mengatakan bahwa Maria ”menyimpan dengan cermat semua perkataan ini dalam hatinya”. Ini merupakan bukti lain tentang penghargaan Maria yang dalam akan hal-hal rohani. Ia dengan cermat merenungkan semua hal yang terjadi sehubungan dengan Yesus. Bertahun-tahun kemudian, ia mungkin menceritakan kepada para penulis Injil tentang hal-hal yang diingatnya dengan jelas mengenai peristiwa ini dan berbagai peristiwa lainnya sehubungan dengan kehidupan awal Yesus.​—Lukas 2:41-52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar