TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Selasa, 03 Maret 2020

KUASA DOA

“Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan.”
Ester 4:10a.10c-12.17-19
4:10a Di kala bahaya maut menyerang, Ratu Ester berlindung pada Tuhan. 10c Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, 
4:11 “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. 
4:12 Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah kaujanjikan.
4:17 Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! 
4:18 Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. 
4:19 Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan.”
======
Ada seorang sahabat yang merasa bahagia dan puas karena doanya terkabul. Ia bercerita bahwa  setiap hari ia mendoakan seorang sahabatnya di kantor yang selalu bikin pusing banyak orang. Dia butuh waktu yang cukup lama supaya sahabatnya itu berubah menjadi baik karena ia memiliki potensi yang besar di kantor. Sahabatku ini pernah merasa lelah tetapi tetap berani untuk mendoakannya. Akhirnya pada suatu hari sahabatnya itu berubah, dan perubahannya radikal. Ia tadinya kelihatan pasif mulai berubah menjadi aktif dan menunjukkan semangat kebersamaan. Tadinya banyak orang tidak menyukainya, sekarang mereka  berpaling kepadanya. Doa memiliki kuasa untuk mengubah hati orang. Asal saja si pendoa itu memiliki iman, semua akan beres.
Kadang-kadang kita memaksa Tuhan untuk mengabulkan doa-doa kita. Kita mau ini dan itu tetapi Tuhan tidak cepat menjawabinya. Dengan situasi seperti ini orang berpikir bahwa Tuhan sudah jauh dan tidak mengingat lagi. Padahal sebenarnya Tuhan itu memperhatikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita minta. Kita boleh meminta tetapi mungkin kita tidak butuh saat ini. Itu sebabnya Tuhan memberi apa yang kita butuhkan bagi hidup kita.
Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini membantu kita untuk memahami kuasa sebuah doa. Ester dalam bacaan pertama mengingatkan kita bahwa kalau kita berdoa butuh iman kepada Tuhan. Tanpa iman kepada Tuhan maka sia-sialah doa kita. Ester seorang gadis Yahudi berdoa: “Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini”. Bagi Ester, iman itu berhubungan langsung dengan sejarah keselamatan: “Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau ya Tuhan telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagiMu.” Kita juga diingatkan bahwa doa baik pribadi mau pun kelompok memiliki kuasa tersendiri. Setiap pribadi atau kelompok mempersembahkan permohonan dan juga ucapan syukurnya kepada Tuhan. Ester berdoa: “Datanglah penolongku”. “Ingatlah kami”

MCK = MINTA CARI KETOK

Apakah yang membuat permohonan doa kita dijawab? Kesungguhan kita berdoakah, atau kebaikan Allah yang ingin memberikan yang terbaik untuk kita? Tuhan Yesus mengajar kita bahwa keduanya tidak bertentangan tetapi saling menunjang. Kita berdoa dengan penuh kesungguhan bukan karena Allah perlu “dipaksa” oleh klaim-klaim kita, tetapi karena kita percaya Allah baik adanya.
Tuhan Yesus menegaskan kesungguhan dan ketekunan berjalan seiring dengan keyakinan bahwa doa kita disambut oleh Bapa Surgawi yang baik. Ia melukiskan hal berdoa itu dengan tiga kata kerja: minta, cari, ketok (ayat 7). Melalui ketiga kata kerja itu Ia menegaskan dua hal penting tentang doa. Pertama, posisi pendoa ada dalam posisi orang yang berkebutuhan sedangkan Tuhan dalam posisi penjawab dan pemenuh kebutuhan. Dalam posisi demikian, yang menentukan bukan pendoa tetapi sang Penjawab doa.
Kedua, ketiga kata kerja itu menekankan keserasian antara kegiatan berdoa dan sikap bersungguh serta bertekun dalam doa. Kesungguhan dan ketekunan berdoa itu lahir dari keyakinan bahwa Allah baik adanya dan pasti akan menjawab doa-doa kita sesuai dengan sifat baik sempurna-Nya sebagai Bapa Surgawi. Yesus mempertentangkan Bapa Surgawi dengan bapak duniawi. Bila bapak duniawi yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, alangkah lebih baik lagi sikap dan tindakan Bapa Surgawi kita (ayat 11). Keyakinan akan kebaikan Allah bukan saja berdampak pada kehidupan doa kita, tetapi juga berdampak pada sikap sosial kita (ayat 12). Seperti Bapa Surgawi memberikan yang terbaik untuk kita, kita juga mau memberikan yang terbaik untuk sesama kita.
Ingat: Berdoa berarti menundukkan diri kepada kehendak Allah. Jangan menjadikan doa alat untuk mengatur atau memaksa Tuhan. Yakinlah bahwa Allah baik dan akan memberi yang terbaik bagi kita. Jangan berdoa asal-asalan sebab itu berarti menyepelekan kebaikan Tuhan.
Yesus dalam Injil meneguhkan hal yang sama, “Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Ini adalah kepercayaan yang perlu mendasari setiap doa, yakni bahwa Allah itu adalah Bapa, dan Bapa itu baik.

DOA: 
Bapa surgawi, Engkau selalu mencurahkan berkat-berkat yang berlimpah bagi anak-anak-Mu. Kerajaan-Mu adalah milik kami juga kalau kami memintanya, namun hanya apabila kita mencari Engkau dengan hati penuh iman. Terpujilah Engkau selalu, ya Allah Bapa kami

Pentingnya Pengampunan

Bac.I, Yun 3 : 1 - 10
Injil, Luk 11 : 29 - 32

Ampunan Allah Menantimu

"Jika hanya orang  suci yang bisa masuk surga maka lorong menuju surga adalah pertobatan dan mahkota di ujung lorong adalah pengampunan."

Mengapa Yesus datang ke dunia? Karena Ia mencintai kita dan tidak ingin kita binasa karena dosa-dosa kita. Maka cinta ditawarkan, ampunan diberikan dan dan pertobatan dituntut dari kita manusia.

Pagi ini kita diingatkan bahwa:

1) Allah senantiasa menanti kita dengan ampunan-Nya.

2) Pengampunan Allah hanya bisa digapai melalui pertobatan.

3) Kekebalan hati sehingga tidak bertobat hanya akan melahirkan hukuman.


Akhirnya, berlarilah kepada Allah melalui lorong pertobatan karena sesungguhnya Ia sedang menantimu bagaikan sang ayah menantikan si bungsu yang bertobat dan kembali kepadanya.