TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Senin, 02 Maret 2020

DOA PERMOHONAN JAUH DARI CORONA


RANCANGAN TUHAN LUAR BIASA

“Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki.” YES 55:10-11

55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

======
Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya?
Rancangan Tuhan jauh melebihi dari rancangan manusia. Rancangan manusia belum tentu rancangan Tuhan dan keinginan manusia belum tentu keinginan Tuhan. Perbedaan antara rancangan Tuhan dengan rancangan manusia sangat jauhberbeda yaitu seperti antara langit dan bumi. Tuhan Allah adalah sang arsitek yang agung untuk hidup kita, kehidupan masa kini dan masa depan kita ada ditangan-Nya.
Rancangan Tuhan tidak pernah gagal. “Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya (Yesaya 55: 10-11).
Kita dapat mengetahui rancangan Allah melalui firman-Nya. Firman yang telah dikatakan-Nya pasti akan terjadi dan tidak pernah gagal. Firman Allah tidak pernah dapat digagalkan oleh siapapun dan oleh apapun juga. Allah yang telah membuat janji adalah Allah yang maha kuasa dan setia serta berkuasa untuk sanggup memenuhi semua yang difirmankan-Nya.

IMAN BERAKAR PADA KARAKTER TUHAN

Mazmur 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
  • Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
  • Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
  • Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
  • Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
========
Mazmur ini merupakan suatu lantunan syukur dan nyanyian pengajaran Daud yang mengajak kita mengarahkan pandangan kepada Tuhan, menikmati kebaikan- Nya serta merasakan kedekatan dengan-Nya pada masa-masa yang sulit  (ayat 19).  Alasan dari ajakannya ini tidak lain didasarkan pada karakter Tuhan yang mendengar,  melepaskan ,  dan menyelamatkan orang- orang benar yang mencari dan takut akan Dia. Mereka yang berlindung pada-Nya akan berbahagia, mendapatkan keamanan dan tidak akan menanggung hukuman.
Pada Mazmur ini Daud memaparkan beberapa hal yang menjadi dasar dan kunci untuk menikmati kehidupan yang akan mengokohkan kesukaan dan kepuasan, sebagai berikut: 
[1] Takut akan Tuhan, 
[2] Berseru kepada Tuhan  dan 
[3] Bertekad untuk hidup dalam kebenaran. Semuanya ini akan membawa orang benar ke dalam perlindungan, kecukupan, pemenuhan kebutuhan, dan jawaban doa. Namun semuanya ini bukanlah berarti bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan mudah. Pilihan orang benar untuk berkata “Tidak” bagi yang jahat dan berkata “Ya” untuk hal-hal yang baik tidak selalu menjadikan hidupnya lancar dan mujur, namun seringkali justru membawanya pada berbagai hambatan dan kemalangan.
Melalui Mazmur ini Daud menghalau kenaifan iman yang tidak mengandung kekuatan untuk melawan serangan gencar dari yang jahat, sebaliknya menuntun kita pada iman yang berakar pada karakter Tuhan. Iman ini membawa kita pada keyakinan bahwa berbeda dengan orang fasik yang menuju kematian oleh kemalangannya, tidaklah demikian dengan orang benar, Tuhan mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya apabila mereka berseru- seru kepada-Nya, dan menjatuhkan hukuman kepada siapa yang membenci mereka, sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong (ayat 16).

Renungkan: 
Iman yang berakar pada karakter Tuhan tidaklah dibangun di atas dasar yang naif dengan meniadakan kesulitan. Iman mampu menambal kehancuran hati, tetapi tidaklah menghindarkan hati dari kehancuran.

WAJAH SESAMAKU

Bac.I, Im 19 : 1 - 2. 11 - 18
Injil, Mat 25 : 31 - 46

Kutemukan Engkau Tuhan pada Wajah Sesamaku

"Bila hari ini engkau bertemu dengan seorang pengemis, orang yang lapar, miskin, yang datang meminjam uang, yang sakit atau menderita, maka jangan lewatkan mereka. Berhentilah sejenak dan berilah sedikit sedekah kepada mereka, karena sesungguhnya Yesuslah yang sedang Anda temui."

Yesus menegaskannya dalam Injil hari ini, "Apa pun yang kamu lakukan kepada salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, itu engkau lakukan untuk-Ku, dan apa pun yang engkau tidak lakukan kepada salah satu saudara-Ku yang paling hina ini, itu engkau tidak lakukan terhadap-Ku."

Sabda Yesus di atas mengajarkan kepada kita bahwa;

1) Yesus mengidentifikasikan diri dalam saudara-saudari yang miskin, lapar, susah, sakit, terasing dan menderita.

2) Membantu semua saudara yang berkesusahan adalah seperti membantu Yesus sendiri.

3) Iman kepada Tuhan harus diwujudkan dalam bentuk perhatian, cinta dan bantuan kepada sesama. Sebaliknya ketika engkau mengabaikan mereka yang berkesusahan maka sesungguhnya imanmu adalah iman yang sia-sia.

4) Ketika melihat mereka yang berkesusahan, janganlah pikirkan tentang kepura-puraan atau tipuan yang mungkin sedang mereka lakukan. Fokuslah pada Yesus yang sedang menderita pada wajah-wajah mereka. Tugasmu adalah membantu mereka, sedangkan benar tidaknya sikap mereka adalah urusan Tuhan dengan mereka.

Akhirnya, ingatlah bahwa Yesus sedang menantimu hari ini pada wajah sesamamu yang menderita dan kesusahan hari ini.

MENGEMBANGKAN HUBUNGAN RAHASIA DG YESUS

6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 
6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

=======
Kita perlu mengembangkan hubungan kita dan Allah yang ‘rahasia’ itu dengan pergi ke kamar, menutup pintu, dan berdoa kepada-Nya. Artinya kita perlu menyediakan waktu dan tempat secara khusus untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sehingga kita semakin mengenal-Nya secara pribadi dan bukan sekadar mengenal tentang Dia. Di samping itu kita pun perlu belajar prinsip doa yang benar dan sikap-sikap yang harus kita miliki ketika kita menghadap Dia dalam doa.
Perkataan Bapa kami yang di surga mengajarkan bahwa di dalam doa, Allah yang jauh dari manusia (di surga) menjadi dekat dengan umat-Nya (Bapa kami). Dikuduskanlah nama-Mu menyatakan bahwa kita mengakui Allah sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang kudus. Kita mengekspresikan penghormatan kita kepada-Nya, mengakui Dia sebagai Allah yang hidup, aktif, dan berperan dalam hidup manusia.
Datanglah kerajaan- Mu mengungkapkan pengakuan kita bahwa Allahlah Raja yang sah atas seluruh penciptaan dan merindukan pemerintahan-Nya secara penuh terealisasi dalam kehidupan kita dan dunia. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga merupakan pernyataan bahwa kita tunduk dan taat kepada-Nya dalam segala hal. Kita tidak membedakan hal yang `suci’ dan yang `sekuler’. Memohon Berikanlah kami… adalah pernyataan kepercayaan kita yang besar kepada Allah bahwa kita selalu dicukupkan dengan apa yang diberikan tiap hari tanpa keinginan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri. Tiap hari yang baru kita lihat sebagai kesempatan untuk mengalami kebaikan Allah bagi kita. Permohonan Ampunilah kami. merupakan manifestasi dari merendahkan diri di hadapan Allah. Kita sadar akan kelemahan dan kegagalan kita namun kita pun bersukacita karena Allah tetap mengasihi kita. Kasih Allah yang mengampuni akan mendorong kita untuk berbelas kasihan kepada orang lain yang bersalah kepada kita. Ini merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kemurahan Allah. Kita bersandar kepada Allah yang akan melepaskan kita dari pencobaan, jika kita tidak dengan sengaja mencari pencobaan ketika kita mengatakan Jauhkanlah kami….
Renungkan: Ketika kita mendatangi Allah dengan sikap seperti di atas, maka relasi dengan Allah akan semakin dalam dan bertumbuh.
DOA:
Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk senantiasa berdoa dan mengampuni, kuatkanlah aku untuk senantiasa menata hubunganku dengan Dikau dan sesama. Ami

SEBUAH TANGGAPAN AKAN YESUS

LUKAS 11:29-32 “Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.”
11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 
11:30  Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 
11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 
11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!
===
Orang sering berpikir bila saya hidup di zaman Yesus, sebagai salah seorang dari murid-Nya, saya akan memiliki kerohanian yang lebih baik. Pemikiran seperti itu lazim ada pada kebanyakan orang. Itulah pola pemikiran yang melatarbelakangi komentar seorang perempuan waktu itu (ayat 27). Mungkin itu pula yang bercampur pada pemikiran mereka yang ingin menyaksikan tanda mukjizat lebih banyak dari Yesus (ayat 28-30), semakin banyak melihat semakin beriman.
Yesus menolak anggapan itu. Menurut-Nya, hubungan istimewa itu tidak bergantung pada hubungan darah, atau banyak menyaksikan atau mengalami tanda ajaib. Entah orang mengalami berkat dan kebahagiaan dari Yesus atau tidak, terkait juga pada tanggung jawab orang untuk menanggapi Yesus dengan benar. Hanya pada orang yang sesudah mendengar firman-Nya lalu menaati, ada kebahagiaan mengalami hubungan yang benar dengan Yesus (ayat 28). Hubungan yang menempatkan orang hidup dalam naungan berkat Allah adalah hubungan yang timbal-balik dan hidup antara yang bersangkutan dengan Yesus.
Oleh karena yang penting hubungan timbal balik, tanda utama pelayanan Yesus mengikuti pola pelayanan Yunus (ayat 30). Seperti Yunus datang dengan firman yang menuntut tanggapan percaya dan pertobatan dari penduduk Niniwe, demikian juga Yesus menuntut pendengar-Nya menanggapi firman-Nya dengan pertobatan. Tidak menanggapi dengan pertobatan berarti menolak Yesus. Menolak Yesus berarti memilih hukuman. Pada hari penghakiman Allah kelak, tanggapan ketaatan kepada firman Yesus inilah yang akan menentukan apakah orang akan masuk ke dalam kebahagiaan kekal atau penghukuman kekal (ayat 31).
Injil ini berbicara tentang ketegaran hati para pendengar Yesus. Ia mengutip Niniwe, kota kafir yang tahu bertobat ketika mendengarkan Yunus. Ia mengutip ratu dari selatan yang datang dari jauh untuk mendengarkan kata-kata hikmat Salomo. Sementara para pendengar Yesus yang sebetulnya umat pilihan Allah itu malah tidak tahu bertobat dan tidak mau mendengarkan. Padahal, Yesus lebih besar dari Yunus dan Salomo.

INDAHNYA SEBUAH PENGAMPUNAN, SEBUAH MAZMUR

Ada tujuh mazmur pengakuan dosa dalam Kitab Mazmur (Mzm. 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143). Mazmur 51 ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang paling indah. Ini adalah pengakuan dosa Daud setelah nabi Natan menegur dia karena perzinaannya dengan Batsyeba.
Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia tahu bahwa ia telah berdosa. Ia sadar bahwa hanya Allah yang dapat menghapus dosanya. Ia tahu bahwa Allah yang dia sembah adalah Allah yang penuh rahmat (ayat Yer 24:7; Yeh 36:26). Perkataan Daud agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonan supaya Allah jangan menolak dia menjadi raja seperti yang telah Allah lakukan pada Saul (ayat 1Sam 16:14). Untuk itu Daud berjanji akan mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain untuk membawa mereka ke dalam pertobatan setelah Allah memulihkannya (ayat 14-15). Ia kemudian memohon supaya Allah melepaskan dia dari hutang darah tersebut. Daud sadar bahwa bukan darah kambing dan domba yang menghapuskan dosanya, tetapi hanya Allah yang dapat menghapuskan dosa jika ia datang kepada Allah dengan hati yang hancur (ayat 18-19).
Pertobatan Daud dari dosa yang begitu mengerikan dan pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak ada dosa apapun yang dapat memisahkan umat Allah dari kasih Allah jika ia sungguh-sungguh bertobat. Karena itu jangan ragu untuk meminta ampun kepada Tuhan atas semua dosa kita, bagaimanapun najisnya.

JANGAN MENGULANGI KESALAHAN

Pertobatan bukan hanya penyesalan; pertobatan adalah perubahan. Konon, sebelum bertobat, Agustinus hidup dalam dosa bersama wanita yang bukan istrinya. Karena Tuhan mendengar doa ibunya, Monika, dan berbelas kasihan kepada Agustinus, maka ia bertobat. Ketika suatu hari Agustinus berjalan-jalan di pasar, wanita yang pernah dikencaninya memanggil-manggil namanya, “Agustinus! Agustinus!” Mendengar namanya dipanggil, tiba-tiba Agustinus berlari menjauh seraya berseru, “Aku bukan Agustinus! Bukan Agustinus!” Agustinus menyatakan bahwa Agustinus yang lama sudah tidak ada lagi.
Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada Yunus. Kali ini Yunus taat. Ketika ia memberitakan peringatan Tuhan, sesuatu yang mengejutkan terjadi, terutama buat Yunus, yaitu bahwa seluruh rakyat Niniwe beserta rajanya menanggapi pemberitaan tersebut dan bertobat!
Sekali lagi kita melihat bagaimana keindahan pertobatan yang terangkai dalam suatu kebenaran, yaitu bahwa pertobatan terjadi karena Tuhan berinisiatif; Ialah yang “mengunjungi” Niniwe dan menyampaikan peringatan-Nya; Ialah yang mencari manusia, bukan sebaliknya. Kedua, pertobatan tidak akan terjadi jika manusia tidak mau mendengarkan suara Tuhan. Rakyat Niniwe masih menaruh hormat kepada Tuhan; Ketiga, pertobatan ditunjukkan melalui perubahan nyata. Raja Niniwe meminta rakyatnya untuk “berbalik dari tingkah lakunya yang jahat…”. Banyak keadaan yang melahirkan penyesalan. Misalnya, penyesalan yang muncul sebagai akibat rasa malu, rasa takut, dan rasa bersalah. Namun, pertobatan tidak harus dilandasi oleh ketiga perasaan ini sebab sudah seyogianyalah pertobatan timbul dari 
(a) kesadaran akan kesalahan, 
(b) keinginan untuk melakukan yang benar di hadapan Tuhan, dan 
(c) tindakan nyata untuk mewujudkannya.

Renungkan: 
Sebagian aspek dari manusia lama kita memerlukan waktu untuk berubah. Ada yang memerlukan waktu singkat, ada juga yang memerlukan waktu panjang. Karena itu, jangan menyerah dan berkata, “Saya tidak mungkin berubah!” Itu bisikan Iblis yang harus kita lawan.