Apa yang terjadi dengan Yusuf, ayah angkat Yesus? Setelah muncul sebentar dalam uraian peristiwa semasa Yesus masih muda, Yusuf tidak pernah muncul lagi dalam catatan Injil. Beberapa orang menganggap hal ini sebagai petunjuk bahwa Yusuf meninggal beberapa waktu sebelum pelayanan Yesus mulai.* Apa pun yang terjadi, Maria kelihatannya telah menjadi janda pada akhir pelayanan Yesus. Pada saat kematiannya, Yesus mempercayakan ibunya kepada rasul Yohanes. (Yohanes 19:26, 27) Yesus tidak akan melakukan hal ini jika Yusuf masih hidup.
Maria dan Yusuf telah mengalami banyak hal bersama! Beberapa kali mereka dikunjungi malaikat, meluputkan diri dari seorang raja yang lalim, beberapa kali pindah, dan mengurus sebuah keluarga besar. Seberapa seringkah mereka duduk bersama dan berbicara tentang Yesus, bertanya-tanya apa yang harus dihadapinya di masa mendatang, khawatir apakah selama ini mereka telah melatih dan mempersiapkan dia dengan cara yang benar? Dan tiba-tiba, Maria sendirian, tanpa pendamping.
Pernahkah Anda ditinggal mati oleh teman hidup? Apakah Anda masih merasa pedih dan hampa akibat kehilangan seperti itu, bahkan bertahun-tahun setelahnya? Tidak diragukan, Maria memperoleh penghiburan dari imannya dan pengetahuan tentang adanya kebangkitan.* (Yohanes 5:28, 29) Namun, penghiburan tersebut tidak mengakhiri masalah Maria. Seperti banyak ibu tunggal dewasa ini, ia mengalami banyak kesulitan dalam mengurus anak-anaknya tanpa bantuan seorang suami.
Masuk akal untuk percaya bahwa Yesus mencari nafkah bagi keluarganya setelah Yusuf meninggal. Seraya saudara-saudara lelaki Yesus beranjak dewasa, mereka akan dapat turut memikul berbagai tanggung jawab keluarga. Pada waktu Yesus ”berumur kira-kira tiga puluh tahun”, ia meninggalkan rumah dan memulai pelayanannya. (Lukas 3:23) Kebanyakan orang tua merasa sedih sekaligus bangga sewaktu putra atau putri mereka yang sudah dewasa meninggalkan rumah. Banyak sekali waktu, upaya, dan emosi yang terlibat sewaktu mengasuh dan membesarkan anak sehingga orang tua merasakan kehampaan yang dalam ketika anak-anak meninggalkan rumah. Apakah putra-putri Anda sudah meninggalkan rumah untuk mengejar tujuan hidup mereka? Apakah Anda merasa bangga namun kadang-kadang juga menginginkan mereka berada dekat? Nah, Anda dapat membayangkan bagaimana perasaan Maria sewaktu Yesus meninggalkan rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar