TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Kamis, 27 Februari 2020

SEGO LIWET - SARAPAN ROHANI

Sego-sego liwet Sego-sego liwet
diciduk nganggo irus diciduk nganggo irus
Sapa pengin slamet sapa pengin slamet
Ayo ndherek Sang Kristus, Ayo ndherek Sang Kristus

Sego-sego kuning Sego-sego kuning
dicampur karo abon dicampur karo abon
Ayo padha wening ayo padha wening
singkirno barang awon singkirno barang awon

Sego-sego abang sego-sego abang
Sayure lombok ijo sayure lombok ijo
Ayo dha sembahyang Ayo dha sembahyang
lan uripe prasojo lan uripe prasojo

Sego-sego intip sego-sego intip
dimaem ro urapan dimaem ro urapan
Yo dha manggul salib Yo dha manggul salib
berkahe yo kamulyan berkahe yo kaswargan

7 SAKRAMEN

Sakramen dalam iman Katolik merupakan tanda yang ditetapkan Yesus Kristus untuk memberikan rahmat yang khusus bagi tiap-tiap situasi perjalanan hidup manusia untuk melanjutkan karya penyelamatan Allah melalui Kristus. Hal ini terdapat pada Injil Yohanes 14 : 18 yang menyatakan pemenuhan janji Kristus bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Maka Melalui sakramen Allah mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk memberi makan dan menguatkan Kita.

Berikut 7 Sakramen yang ada Dalam Gereja Katolik:

Sakramen Pembaptisan
Sakramen Baptis merupakan sakramen yang pertama kali umat Katolik terima sebelum mereka menerima sakramen-sakramen lainnya. Pada saat penerimaan Sakramen Baptis kita diperciki air kemudian diolesi minyak serta diberi kain putih dan lilin bernyala. Hal ini merupakan lambang bahwa kita telah dibersihkan dari dosa asal dan siap menjadi terang bagi sesama. Dengan menerima sakramen baptis kita telah diangkat menjadi anak Allah dan digabungkan dengan gereja yang menjadikan kita anggota Tubuh Kristus serta siap diutus untuk berbuat baik kepada semua orang. Pembaptisan hanya dapat di terima satu kali untuk selamanya namun meninggalkan material rohani yang tidak dapat di hapuskan.
Sakramen Penguatan(Sakramen Krisma)
Di dalam Sakramen Krisma, umat Gereja katolik menerima “Kepenuhan Roh Kudus” yang menjadikan umat menjadi lebih dewasa secara rohani dan menjadikannya saksi-saksi Kristus yang memiliki tanggung jawab besar. Seperti halnya dengan sakramen baptis, sakramen krisma hanya dapat diterima sekali seumur hidup bagi semua orang.
Sakramen Ekaristi
Kristus mengasihi Gereja-Nya tanpa batas dengan memberikan Tubuh dan Darah-Nya sendiri kepada setiap anggota keluarga-Nya di dalam perjamuan Ekaristi. Ekaristi merupakan penyempurnaan dari perjamuan Paskah Perjanjian Lama, yang ditandai dengan kurban anak domba yang membebaskan orang-orang Israel dari maut. Dalam Ekaristi, Kristuslah, Anak Domba Allah yang menjadi kurban untuk menghapus dosa-dosa kita, dan karena itu kita memasuki Perjanjian Baru yang membebaskan kita dari kematian kekal.
Perayaan Syukur atas Kasih Allah Bapa Lewat Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus dirayakan setiap kali kita mengikuti Misa atau Sakramen Ekaristi. Pada saat Ekaristi kita mengenang karya penyelamatanYesus Kristus bagi manusia,yang terjadi melalui wafat dan kebangkitan-Nya.
Sakramen Pengakuan Dosa /Tobat
Setiap orang pernah berbuat dosa. Dosa merusak hubungan dengan sesama manusia dan Tuhan sehingga membuat kita merasa tidak senang dan bahagia. Oleh Karena itu Bapa menganugerahkan kepada kita sakramen Tobat atau pengakuan dosa. Pada sakramen ini kita mengakui dosa-dosa kita kepada Imam,karena Yesus Kristus sendiri telah memberi kuasa kepada para Imam-Nya untuk melepaskan umatnya dari dosa setelah kebangkitanNya. Melalui sakramen tobat kita menerima pengampunan dosa dari Allah Bapa. Beserta rahmatnya yang dapat membantu kita untuk menolak godaan dosa di waktu yang akan datang sehingga menjadikan hidup kita lebih damai.
Sakramen Pernikahan
Sebagian besar orang dipanggil untuk kehidupan berumah tangga. Melalui Sakramen Perkawinan, Tuhan memberikan rahmat yang khusus kepada pasangan yang menikah untuk menghadapi bermacam tantangan yang mungkin timbul, terutama sehubungan dengan membesarkan anak-anak dan mendidik mereka untuk menjadi para pengikut Kristus yang sejati.
Dalam sakramen Perkawinan terdapat tiga pihak yang dilibatkan, yaitu mempelai pria, mempelai wanita dan Allah sendiri. Ketika kedua mempelai menerimakan sakramen Perkawinan, Tuhan berada di tengah mereka, menjadi saksi dan memberkati mereka. Allah menjadi saksi melalui perantaraan imam, atau diakon, yang berdiri sebagai saksi dari pihak Gereja.

Sakramen Tahbisan / Imamat
Para Imam merupakan orang yang dipanggil secara khusus oleh Tuhan Yesus. Untuk menjawab panggilan Tuhan tersebut maka mereka harus mengikuti pendidikan di sekolah seminari menengah,tinggi serta menjalani masa orientasi di pastoral di tengah umat. Setelah menyelesaikan tahapan pendidikan tersebut,maka mereka ditahbiskan oleh uskup untuk menjadi seorang imam. Pada saat ditahbiskan itulah mereka menerima sakramen imamat dengan mengucapkan janji untuk taat kepada pemimpin gereja Katolik,untuk hidup miskin dan selibat yaitu tidak menikah.

Sakramen Urapan Orang Sakit
Alkitab mengatakan agar jika kita sakit, maka baiklah kita memanggil penatua Gereja untuk mendoakan dan mengurapi kita dengan minyak di dalam nama Tuhan. Dan doa yang didoakan dengan iman ini akan menyelamatkan kita yang sakit dan mengampuni dosa kita. Oleh karena itu, sakramen Urapan orang sakit ini tidak hanya dimaksudkan untuk menguatkan kita di waktu sakit. Tetapi juga untuk membersihkan jiwa kita dari dosa dan mempersiapkan kita untuk bertemu dengan Tuhan.

SAKRAMEN INISIASI GEREJA KATOLIK

I. Arti Inisiasi

Kata Inisiasi berasal dari bahasa Latin Inire yang berarti masuk ke dalam atau Initiare yang berarti memasukkan ke dalam. Jadi, Inisiasi adalah perayaan ritus yang menjadi tanda masuknya seseorang atau diterimanya ke dalam sebuah kelompok dan juga menjadi tanda diterimanya menjadi dewasa. Gereja Katolik, sebagai kelompok sosial yang berdasarkan pada iman akan Yesus Kristus, melaksanakan upacara inisiasi. Melalui inisiasi, orang resmi menjadi anggota Gereja, yag tampak nyata dalam peristiwa pembaptisan. Kita bisa temui proses inisiasi pada diri seorang siswa yang masuk ke sekolah baru dia harus menjalani Opspek, seorang karyawan baru dia harus melewati masa training dan percobaan serta orang-orang yang mau masuk organisasi tertentu. Lalu bagaimana halnya dengan orang yang ingin menjadi warga Gereja Katolik?

Gereja memiliki inisiasi yang diwujudkan dalam penerimaan sakramen inisiasi. Seseorang yang ingin menjadi warga Gereja harus menerima sakramen tersebut yang terdiri dari sakramen baptis, krisma dan ekaristi. Sakramen-sakramen inisiasi ini membawa, membuat atau melantik seseorang menjadi orang katolik dengan segala hak dan kewajibannya. Hal ini dipahami bahwa orang yang menerima sakramen inisiasi menjadi milik Kristus sepenuhnya.

II. Sakramen yang ada di dalam Inisiasi

a. Sakramen Baptis
Gereja adalah persekutuan orang beriman kepada Yesus Kristus. Sebagai persekutuan, Gereja pun mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin menjadi anggotanya. Syarat utamanya adalah beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Beriman tidak cukup hanya percaya, tetapi mau menyerahkan diri dan dibentuk hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus. Bila persyaratan tersebut telah terpenuhi, penerimaan menjadi anggota Gereja dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis.

Sakramen Baptis merupakan salah satu bagian dari Sakramen Inisiasi. Baptis berasal dari kata Yunani yaitu baptizein atau baptismos, yang berarti mencelupkan ke dalam air atau membasuh dengan air. Dengan menerima Sakramen Baptis, seseorang resmi menjadi anggota persekutuan umat yang beriman kepada Yesus Kristus, yang disebut Gereja, dengan segala hak dan kewajibannya. Jadi, Sakramen Baptis adalah salah satu Sakramen Inisiasi yang menjadikan seseorang secara resmi menjadi anggota Gereja.

Pembaptisan merupakan unsur pertama ke arah kesatuan hidup dan mati bersama Kristus. Dengan pembaptisan, seseorang diinisiasi atau diantar masuk ke dalam Gereja sebagai anggotanya. Namun, sebenarnya pembaptisan hanya merupakan satu langkah saja dari inisiasi Kristen. Ada 3 tahap inisiasi :
1. Tahap pertama : dari simpatisan menjadi katekumen,
2. Tahap kedua : dari katekumen menjadi calon baptis,
3. Tahap ketiga : dari calon baptis menjadi baptisan baru.

Masa-masa persiapan (katekumenat) yang harus diikuti calon baptis :
  1. Masa prakatekumenat untuk para simpatisan. Masa ini merupakan masa pemurnian motivasi dan memperkenalkan Kristus sehingga mulai bertobat dan beriman. Pada tahap pertama ini, ada upacara pelantikan menjadi katekumen.
  2. Mata katekumenat untuk para katekumen. Setelah dilantik, katekumen mengikuti masa pengajaran dan pembinaan serta latihan hidup untuk menjadi orang beriman Katolik, baik melalui kegiatan katekese dan perayaan-perayaan liturgis maupun penanaman aneka sikap dan keutamaan Kristiani. Pada tahap kedua ini, ada upacara pemilihan sebagai calon baptis.
  3. Masa persiapan akhir untuk para calon baptis yang terpilih. Masa ini dikhususkan untuk mempersiapkan diri menerima sakramen-sakramen inisiasi. Pada tahap ketiga ini, para calon baptis diterima sebagai baptisan baru sekaligus anggota Gereja dengan upacara sakramen inisiasi.
  4. Tahap berikutnya, para baptisan baru memasuki masa pendalaman iman (mistagogi) untuk semakin mendalami pengetahuan dan penghayatan imannya, baik dalam perayaan Ekaristi maupun dalam persekutuan umat beriman Katolik. Masa ini merupakan pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen inisiasi.

Buah atau rahmat pembaptisan :
  • 1. Mendapat pengampunan
  • 2. Manjadi “ciptaan baru” (2 Kor 5 : 17) dan dilantik menjadi Anak Allah (Gal 4 : 5-7), dan mengambil bagian dalam kodrat Ilahi (2 Ptr 1 : 4)
  • 3. Memperoleh rahmat pembenaran/pengudusan
  • 4. Digabungkan menjadi anggota Gereja
  • 5. Dimateraikan secara kekal

3 macam cara pembaptisan
  1. Selam
  2. Percik
  3. Curah

Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak sekadar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Allah Bapa dan Allah Putra dan Roh Kudus " sebagai aspek Forma dan dengan kain putih, lilin yang menyala, dan air yang mengalir sebagai aspek Materia. Pelayan sakramen ini biasanya seorang uskup atau imam.
Gereja melayani Sakramen Baptis kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, sejak hari Pentakosta. Dengan menerima Sakramen Baptis, seseorang dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah dengan cara meninggalkan dunia atau hidupnya yang lama dan memulai hidup yang baru. Sakramen Baptis menghapuskan dosa asal, semua dosa pribadi dan semua hukuman karena dosa. Hal ini membuat orang yang dibaptis ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi Tritung gal melalui rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya.

Baptisan dewasa mengandaikan iman yang personal. Maksudnya ialah iman yang tumbuh merupakan iman dirinya sendiri. Atas kesadaran akal budinya seseorang menerima dan mengakui imannya terhadap Kristus. Iman personal inilah yang menjadi dasar dirinya layak dan pantas menerima Tubuh dan Darah Kristus.

Berbeda dengan baptis bayi yang tidak langsung disertai dengan penerimaan ekaristi. Hal ini disebabkan bayi/anak-anak belum mempunyai iman personal. Iman yang ada pada bayi adalah iman Gereja, yang diwakili oleh orangtua dan wali baptisnya.

b. Sakramen Ekaristi
Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (Lumen Gentium art. 11). Ekaristi berasal dari kata Yunani, Eucharistia yang berarti pujian dan syukur. Ekaristi berarti perayaan ungkapan syukur dan terimakasih kepada Tuhan atas penebusan dosa manusia berkat sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Ekaristi disebut juga Perjamuan Tuhan karena menyangkut perjamuan malam yang Tuhan Yesus adakan bersama murid-murid-Nya sebelum Ia menderita sengsara.
Ekaristi mengungkapkan karya Kristus untuk menebus dan menguduskan manusia. Roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah Kristus melalui perkataan Kristus dan seruan kepada Roh Kudus, atas cara yang penuh rahasia.
Inti dari perjamuan Ekaristi adalah :
  • Mengungkapkan kerinduan Yesus untuk mengada-kan makan Paskah bersama dengan para murid.
  • Tanda peringatan akan diri Yesus sebelum men-derita sengsara dan wafat di salib.

Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita tidak hanya sekedar mengenang peristiwa perjamuan malam terakhir, tetapi juga peristiwa penyelamatan. dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali wujudnya yang kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut transubstansiasi.

Peristiwa Transubstansiasi terjadi ketika imam mengkonsekrir Anggur dan Roti dengan ucapan “inilah tubuhku .........” & “ inilah darahku……….” Yang seketika itu juga berubah menjadi Tubuh & Darah Kristus

Sakramen Ekaristi dirayakan sebagai :
1. Perjamuan
2. Kurban
3. Syukur Agung

c. Sakramen Krisma
Sakramen krisma adalah sakramen yang meneguhkan, menguatkan kembali iman seseorang dan mengobarkan semangat Roh Kudus yang diterima saar dibaptis. Untuk menandai kedewasaan sseorang secara imani, maka diberikan Sakramen Krisma kepada orang tersebut. Sakramen Krisma mencurahkan serta mempersatukan kita lebih sempurna dengan Gereja. Sakramen Krisma dapat disebut juga Sakramen Penguatan. Sakramen Penguatan juga disebut Sakramen Roh Kudus karena dalam sakramen ini Roh Kudus menjiwai orang beriman atas cara yang istimewa dan memampukannya untuk menjadi pewarta kabar sukacita Kristus bagi banyak orang.
Orang beriman Kristiani yang telah menerima Sakramen Krisma akan dipenuhi Roh Kudus dan beroleh kekuatan iman serta terpanggil untuk :
  • Menjadi dewasa akan dalam iman, harapan dan kasih
  • Mau terlibat dalam Gereja umat Allah
  • Bersedia menjadi saksi Kristus yang menampak-kan iman dan kebenaran kepada semua orang
  • Mampu menjadi ragi, terang dan garam dunia di dalam masyarakat, dan melakukan kebaikan, ka-sih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kele-mahlembutan, kemurahan hati, kesetiaan, keju-juran, penguasaan diri, supaya semakin banyak orang mengalami cinta dan kehadiran Allah.
Oleh karena Pembaptisan, Ekaristi, dan Penguatan membentuk satu kesatuan maka “ umat beriman …. diwajibkan menerima sakramen itu tepat pada waktunya” ( Kitab Hukum Kanonik, kanon 890). Tanpa penguatan dan pembaptisan, sakramen pembaptisan memang sah dan berhasil guna, namun inisiasi Kristen masih belum lengkap ( KGK, Art, 1306 )
Dalam ritus latin sakramen penguatan diberikan “ melalui pengurapan dengan krisma di dahi dengan peletakan tangan dan dengan perkataan : “ Semoga dimaterai oleh karunia Allah, Roh Kudus” ( KGK, Art. 1299-1300 )
Pemberi penguatan yang sebenarnya adalah Uskup ( KGK, Art. 1312 )
Berkat Sakramen Krisma, kita terikat pada Gereja secara lebih sempurna dan diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus yang istimewa. Dengan demikian, kita diwajibkan untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati, dengan perkataan maupun perbuatan (Lumen Gentium art. 11

III. Kesimpulan
  • Dengan menerima Sakramen Baptis, seseorang secara resmi masuk dalam paguyuban umat yang beriman kepada Yesus Kristus yang disebut Gereja dengan segala hak dan kewajibannya.
  • Perayaan Ekaristi mengundang semua orang yang beriman kepada Kristus untuk mengenangkan dia sesuai dengan amanat nya pada perjamuan terakhir dan berperan aktif di dalam lingkungan Gereja.
  • Dengan menerima Sakramen Krisma, ia diutus ke luar Gereja, ke tengah dunia untuk mewartakan Kabar Gembira dari Allah.

RENUNGAN tentang JANGAN PAKSAKAN KEHENDAKMU

Bac.I, Yes 58 : 1 - 9a
Injil, Mat 9 : 14 - 19

Jangan Memaksakan Kehendakmu

"Banyak masalah muncul dalam hidup bersama karena kita cenderung memaksakan orang lain mengenakan sepatu yang kita pakai sekalipun ukuran kaki kita berbeda."

Dalam kisah Injil hari ini kita mendengar pertanyaan murid-murid Yohanes kepada Yesus,
"Mengapa kami dan orang-orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridmu tidak?"

Pelajaran penting bagi kita adalah;

  1. Puasa adalah saat berahmat dimana kita mengurangi makanan dan minuman, memberikan waktu lebih kepada Allah untuk merenungkan tentang kasih-Nya yang mengalir dalam hidup kita di satu pihak, dan dosa yang kita lakukan di lain pihak dengan maksud agar adanya pertobatan.
  2. Berpuasa berarti mengurangi waktu untuk bercerita dan berbicara dengan sesama dan memperbanyak waktu dengan Tuhan.
  3. Lakukanlah puasa dengan tulus tanpa harus memaksakan orang lain untuk berpuasa sepertimu, karena puasa adalah saat terindah setiap jiwa bertemu dengan penciptanya.
  4. Biasakanlah matamu untuk melihat dan menikmati perbedaan, karena ketika semua perbedaan itu bergerak pada jalurnya maka di sana jiwa, hati dan pikiranmu akan menikmati keindahan dalam keharmonisan.


Akhirnya, memiliki Yesus adalah moment untuk memuaskan jiwa dan bukan untuk berpuasa.