TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Selasa, 24 Maret 2020

POSITIF dari CORONA

TUHAN MENGAJARKAN MELALUI CORONA
Karya : KH Mustofa Bisri

Vatikan sepi
Yerusalem sunyi
Tembok Ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka'bah ditutup
Shalat Jumat dirumahkan
Umroh batal
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!
Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.

Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di Basilika Santo Petrus
Bukan di Ka'bah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid
Bukan di mimbar khotbah
Bukan di majels taklim
Bukan dalam misa Minggu
Bukan dalam sholat Jumat.

Melainkan,
Pada kesendirianmu
Pada mulutmu yang terkunci.
Pada hakikat yang senyap
Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian
Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali Tuhan itu sendiri!
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.

Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.

Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.
Qalbun mukmin baitullah.
Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.

Biarlah hanya Tuhan yang ada.
Biarlah hanya nuranimu yang bicara.
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.

YESUS TABIB AJAIB

Bac.I, Yeh 47 : 1 - 9. 12
Injil, Yoh. 5 : 1 - 16

Sembuhkan Tubuhku Dan Pulihkanlah Jiwaku

"Orang yang tubuhnya sakit memdambahkan kesembuhan, tapi kita yang berdosa memerlukan ampunan dan pemulihan dari Allah."

Ketika Yesus mendekati kolam Betesda, Ia melihat seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun sakit dan terbaring di sana. Yesus lalu berkata, "Maukah engkau sembuh? " Dan ketika Yesus bertemu kembali lagi dengannya, Ia berkata, "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya kepadamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Kisah penyembuhan si sakit dalam Injil ini mengajarkan kepada kita beberapa hal penting ini;

1) Yesus adalah Tabib Ajaib, yang menyembuhkan kita bukan dengan obat, melainkan dengan firman-Nya. Yesus adalah obat bagi jiwa kita.

2) Dalam hidup banyak orang ingin menggapai sesuatu dengan mengorbankan sesama yang kecil yang dilambangkan dengan orang-orang yang berjuang lebih dulu masuk ke kolam ketika airnya bergolak dan tidak menghiraukan si sakit itu.

3) Kadang sakit dan penyakit yang kita alami disebabkan oleh dosa-dosa kita. Tubuh yang sakit memerlukan obat agar sembuh, tapi hati yang berdosa membutuhkan pengampunan dan pemulihan dari Allah.

Akhirnya, di masa-masa sulit ini, marilah kita bertobat sungguh-sungguh seperti raja dan semua penduduk Niniwe dengan sebuah keyakinan bahwa pengampunan Allah akan menyembuhkan dan memulihkan jiwa dan raga kita.

Ingatlah bahwa tubuhmu yang sakit memerlukan obat dari dokter, tapi hati dan jiwamu yang berdosa hanya bisa dipulihkan dengan obat pengampunan Allah.

GADIS itu MARIA

Bac.I, Yes 7 : 10 - 14. 8 : 10
Bac.II, Ibr 10 : 4 - 10
Injil, Luk. 1 : 26 - 38

Gadis Yang Terluka Demi Selamat Manusia

"Kelahiran Sang Juru Selamat bagi dunia adalah kabar suka cita, tapi bagi gadis yang mengandung dan melahirkan tanpa campur tangan seorang laki-laki adalah sebuah Aib."

Maria, si gadis desa itu pasti membayangkan hantaman batu-batu yang dipakai untuk merajamnya kelak, karena menurut adat istiadat Yahudi  hamil di luar nikah adalah aib. Tapi dalam kebingungan dan ketakutan, ia dikuatkan oleh jawaban Malaikat, "Kandungamu berasal dari Roh Kudus." Maka Maria pun percaya dan berkata, "Aku ini hamba Tuhan; Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Pelajaran penting bagi kita adalah;

1) Ketika cinta bertemu dengan iman, maka lahirlah kepercayaan dan penyerahan diri. Maria berserah karena ia percaya akan Allahnya.

2) Ketika cinta itu mencapai kematangan maka pengorbanan akan tampil sebagai pahlawan. Cinta Maria kepada Allah dan sesama membuatnya rela berkorban.

3) Sesaat ketika seseorang berserah kepada Allah maka yang ia bisa buat adalah menanti dengan diam waktunya Allah untuk menolong.

Akhirnya, satu hal yang telah dibuat oleh Maria untuk kita semua adalah lewat rahimnya ia mengandung dan memberi Juru Selamat kepada kita. Maka adalah wajar bila di hari penuh sukacita ini kita ucapkan kalimat pendek ini, "Terima kasih Bunda Maria." Anda tidak harus memanggilnya Bunda agar mau berterima kasih kepadanya, karena walaupun engkau enggan memanggilnya Bunda, tapi ia tetap menganggapmu sebagai anaknya.

EDARAN USKUP KAS - KARNA CORONA



HARI RAYA KABAR SUKACITA BERSAMA KARDINAL