TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Senin, 03 Februari 2020

BANGUNLAH

Bacaan Injil:Mrk 5:21-43

Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia.Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu.
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya,”Siapa yang menjamah jubah-Ku?”Murid-murid-Nya menjawab,”Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.Maka kata Yesus kepada perempuan itu,”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati!Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat,dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,”Mengapa kamu ribut dan menangis?Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, “Talita kum,”yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu,
lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Demikianlah Injil Tuhan.

RENUNGAN
Apa yang Anda akan lakukan bila mengalami sakit yang tak tersembuhkan? Atau bila maut mengancam nyawa Anda atau nyawa orang yang Anda kasihi? Tidakkah Anda akan mengusahakan cara pengobatan tercanggih atau mendatangi dokter terbaik?
Yairus sudah mengusahakan semua yang terbaik demi anak perempuannya yang sakit dan hampir mati. Sampai akhirnya ia rela datang tersungkur di depan kaki Yesus. Tentu ini bukan hal mudah. Bagaimana mungkin seorang kepala rumah ibadat membutuhkan seorang guru keliling? Bukankah nama besar dan posisi terhormat biasanya membuat orang sulit merendahkan diri? Namun ia percaya bahwa Yesus dapat berbuat sesuatu. Dan imannya terbukti, anaknya yang sudah mati dipegang oleh Yesus dan dibangkitkan.
Demikian pula dengan perempuan yang sudah sakit pendarahan selama 12 tahun. Bahkan ia telah berulang kali diobati hingga hartanya habis (ayat 26). Tidak ada harapan lagi. Hingga tinggal satu pribadi yang kabarnya dapat menolong, yaitu Yesus. Mendatangi Yesus secara terbuka tidak mungkin dilakukan, karena hukum Perjanjian Lama memandang sakit yang demikian adalah najis. Namun harapan kesembuhan yang membara mendorong dia untuk memberanikan diri menjamah Tuhan Yesus, yang dipercaya dapat berbuat sesuatu. Dan akhirnya, ia disembuhkan.
Di sini kita melihat kedua orang itu datang kepada Pribadi yang tepat. Pribadi yang “memegang” dan “disentuh” itu lebih dari sekadar seorang manusia. Sesungguhnya Dia juga adalah Tuhan atas penyakit dan kematian. Kita perlu mengakui bahwa segala sumber pertolongan lain gagal untuk kita andalkan. Seperti bagi Yairus dan perempuan yang sakit pendarahan, bagi kita pun selalu ada harapan untuk sebuah pertolongan. Oleh karena itu, kita perlu menaruh percaya kita bulat-bulat hanya kepada Yesus, Tuhan yang berkuasa. Masalahnya, sudahkah kita datang kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya?
DOA: 
Tuhan Yesus, berbicaralah kepada hatiku pada hari ini. Berikanlah kepadaku telinga untuk mendengar Engkau dan mengenali arahan dari-Mu. Tolonglah aku agar mampu bertumbuh dalam iman yang aktif, penuh keyakinan, dan berani mengambil risiko. Aku menaruh kepercayaan pada kebaikan dan belas kasih-Mu. Amin.

1 komentar: