- Kata “citra” dapat diartikan sebagai (image) yang menunjukkan identitas atau ciri seseorang atau kelompok. Biasanya, kata Citra dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait dengan tindakan, sifat, atau karakter seseorang. Kalau kita mengatakan citra masyarakat tertentu, maka yang dimaksud adalah gambaran positif tentang nilai-nilai, karakter atau kebiasaan masyarakat yang mampu memberi ciri yang jelas dan tegas tentang masyarakat itu sehingga bisa dibedakan dari masyarakat yang lain. Oleh karena itu, kita mengenal juga ada citra yang baik dan ada citra yang buruk tentang seseorang atau kelompok masyarakat tertentu.
- Kata “citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran, atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakan. Misalnya, seseorang anak merupakan citra atau gambaran orang tuanya karena mempunyai keserupaan, gambaran, atau kemiripan dalam hal-hal tertentu. Iapun sekaligus mempunyai tanggungjawab menampilkan citra orang tuanya sebaik mungkin. Dengan kata lain, gambaran tentang orang tuanya bisa dikenali melalui ciri-ciri fisik atau pola tindakan anaknya. Demikian pula halnya citra masyarakat tercermin dalam perilaku setiap anggota masyarakatnya.
"Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya"
dan Gaudium et spes artikel 12
"Dokumen Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia dewasa ini"
- Dalam kisah Penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai “citra Allah” artinya serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Kata “Serupa” dan “segambar” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dengan Allah berbeda, tetapi ada juga kesamaannya.
- Sejauh terlukiskan dalam Kitab suci, istilah citra Allah hanya dikenakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah.
Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, maka manusia memiliki martabat sebagai pribadi, ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. ia mengenal dirinya sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan berkat rahmat ia dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.
Sebagai citra Allah, manusia diberi karunia khusus berupa :
Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya.
- akal budi,
- kebebasan, dan
- hati nurani.
- Manusia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Siapapun dia, ia adalah Citra Allah, ia wakil Allah di dunia.
- Sebagai Citra Allah, manusia sangat dikasihi oleh Allah (lihat Gaudium Et Spes Art. 12).
- Manusia “di dunia merupakan makhluk yang dikehendaki Allah demi diri-Nya sendiri” (lihat Gaudium Et Spes Art, 24). Manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri.