TYM

TYM
BERKATNYA MELIMPAH

Selasa, 30 Juni 2020

Citra Allah, Aku Unik

  • Kata “citra” dapat diartikan sebagai (image) yang menunjukkan identitas atau ciri seseorang atau kelompok. Biasanya, kata Citra dikaitkan dengan suatu nilai yang dianggap ideal dan baik, dan umumnya terkait dengan tindakan, sifat, atau karakter seseorang. Kalau kita mengatakan citra masyarakat tertentu, maka yang dimaksud adalah gambaran positif tentang nilai-nilai, karakter atau kebiasaan masyarakat yang mampu memberi ciri yang jelas dan tegas tentang masyarakat itu sehingga bisa dibedakan dari masyarakat yang lain. Oleh karena itu, kita mengenal juga ada citra yang baik dan ada citra yang buruk tentang seseorang atau kelompok masyarakat tertentu.
  • Kata “citra” juga mempunyai makna keserupaan, gambaran, atau kemiripan antara seseorang atau kelompok yang dicitrakan. Misalnya, seseorang anak merupakan citra atau gambaran orang tuanya karena mempunyai keserupaan, gambaran, atau kemiripan dalam hal-hal tertentu. Iapun sekaligus mempunyai tanggungjawab menampilkan citra orang tuanya sebaik mungkin. Dengan kata lain, gambaran tentang orang tuanya bisa dikenali melalui ciri-ciri fisik atau pola tindakan anaknya. Demikian pula halnya citra masyarakat tercermin dalam perilaku setiap anggota masyarakatnya.
Baca kitab Kejadian 1 ; 26 – 28 tentang 
"Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya"
dan 
Gaudium et spes artikel 12 
"Dokumen Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia dewasa ini"
  • Dalam kisah Penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai “citra Allah” artinya serupa dan segambar dengan Allah sendiri. Kata “Serupa” dan “segambar” sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dengan Allah berbeda, tetapi ada juga kesamaannya.
  • Sejauh terlukiskan dalam Kitab suci, istilah citra Allah hanya dikenakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah.
Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, maka manusia memiliki martabat sebagai pribadi, ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. ia mengenal dirinya sendiri, menjadi tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan berkat rahmat ia dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.

Sebagai citra Allah, manusia diberi karunia khusus berupa : 
  • akal budi, 
  • kebebasan, dan 
  • hati nurani. 
Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya. 
  • Manusia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Siapapun dia, ia adalah Citra Allah, ia wakil Allah di dunia.
  • Sebagai Citra Allah, manusia sangat dikasihi oleh Allah (lihat Gaudium Et Spes Art. 12). 
  • Manusia “di dunia merupakan makhluk yang dikehendaki Allah demi diri-Nya sendiri” (lihat Gaudium Et Spes Art, 24). Manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri.
Karena semua manusia adalah citra Allah, berasal dari Allah, maka semua manusia mempunyai ikatan kesatuan. Mereka harus saling mengasihi, menghormati, tidak saling menghina dan merendahkan serta hidup sebagai saudara satu terhadap yang lain.

Senin, 29 Juni 2020

KALENDER LITURGI SEPTEMBER 2020


KALENDER LITURGI AGUSTUS 2020


KALENDER LITURGI JULI 2020


PEMBELAJARAN KELAS 9



PEMBELAJARAN KELAS 8



PEMBELAJARAN KELAS 7





CITRA ALLAH yang UNIK

Aku Citra Allah yang Unik
Untuk memahami pokok bahasan ini, ada empat kata kunci yang perlu kita dalami: Aku, Citra, Allah, dan Unik”.

“Aku”

Siapakah aku? Setiap orang punya jawaban masing-masing. Namun, apa pun jawabannya, ada satu kesamaan yang menyatukan kita semua. Manusia! Ya, kita semua adalah manusia. Nah, pertanyaan selanjutnya adalah siapakah manusia atau apakah manusia ini?

Alkitab memberikan jawaban:
Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26)

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (Kejadian 1:27).

Dari Kitab Kejadian kita tahu, bahwa ternyata manusia itu adalah ciptaan Allah. Lebih hebatnya lagi, manusia bukan hanya ciptaan biasa melainkan ciptaan yang diciptakan dengan istimewa: menurut gambar Allah! Hmm, maksudnya? Kita bahas di kata kunci selanjutnya.

“Citra”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra adalah:
(1) rupa, gambar, gambaran
(2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.

Singkat kata, citra itu adalah rupa/gambar/gambaran dari sesuatu. Citra itu memperlihatkan kepada kita gambaran dari sesuatu, tetapi citra bukanlah sesuatu itu sendiri. Contohnya adalah sebuah foto diri kita. Foto diri kita itu dengan sangat baik menggambarkan gambaran fisik kita, tetapi foto itu bukanlah diri kita. Foto itu hanyalah gambaran tentang diri kita.
Nah, jadi jika Allah menciptakan kita manusia menurut gambar-Nya, apa artinya? Itu berarti bahwa kita adalah gambaran dari Allah, tetapi kita bukanlah Allah. Allah menciptakan kita supaya semua yang melihat kita memiliki gambaran akan Allah, tetapi kita bukanlah Allah. Lalu, siapakah “Allah” ini?

“Allah”

Dari Kitab Kejadian, kita tahu bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Hm, lalu siapakah yang menciptakan Allah?

Dari iman kita, kita telah mengetahui bahwa Allah adalah Alfa dan Omega: Awal dan Akhir! Jadi tentu pertanyaan ‘siapakah yang menciptakan Allah?’ dapat dengan mudah kita jawab: Allah tidak diciptakan karena Dia adalah Sang Awal. Tentu tidak ada yang lebih awal dari Sang Awal, karena jika ada, maka Dia bukan lagi Sang Awal.

Lantas, bagaimana manusia bisa tahu tentang Dia? Dari mana iman itu berasal?

Allah terus menerus menuntun hidup manusia. Bahkan setelah manusia yang Dia ciptakan menurut gambar-Nya itu diusir-Nya dari taman Eden, Dia tetap berbicara dengan mereka. Dia bukan hanya berbicara dengan mereka, tetapi juga menuntun dan menyelamatkan mereka. Setelah keturunan Adam dan Hawa menjadi semakin banyak, Dia tetap berbicara kepada mereka dengan perantaraan para nabi. 

Dari nenek moyang inilah kita mengetahui siapa Allah itu dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Betapa bersyukurnya kita bahwa nenek moyang iman kita ini (para nabi dan orang-orang pilihan-Nya) menuliskan semua hal penting yang harus kita ketahui tentang Dia dan menjadikannya buku. Buku itulah yang sekarang kita sebut sebagai Alkitab. Jadi, Allah secara terus menerus menawarkan Diri-Nya kepada manusia melalui banyak cara. Jika kita menanggapi-Nya, itulah iman.

Dalam Kitab Kejadian Allah mengatakan “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.“? Siapakah “Kita” itu?

Mari kita baca ayat dari Kitab Kejadian (1:1-3) berikut ini:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.”

Setelah itu, kita baca juga kutipan Injil Yohanes berikut ini:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Injil Yohanes 1:1-3.14).

Dari Kitab Kejadian kita dapat menyimpulkan bahwa ada tiga pribadi dalam penciptaan itu: 
(1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, 
(2) RohAllah melayang-layang di atas permukaan air, 
(3) Allah menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya. 

Dari Injil Yohanes kita tahu bahwa ternyata, Firman itu adalah Tuhan Yesus, Sang Putra. Dan dari Tuhan Yesus kemudian kita menyapa Allah itu sebagai Bapa (saat Tuhan mengajarkan doa Bapa Kami). 

Jadi, “Kita” dalam Kitab Kejadian itu adalah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Jadi, Allah itu ada tiga?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita baca Sabda Tuhan Yesus sendiri:
“Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30).
“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:18-20).

Selain itu, kita lihat juga ajaran Rasul Yohanes dalam Suratnya yang pertama:
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7).

Nah, dari Sabda Tuhan Yesus sendiri, dan dari ajaran Santo Yohanes Rasul, murid yang paling dikasihi-Nya, kita tahu bahwa ternyata Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu. Dari sinilah kemudian kita mengenal istilah “Allah Tritunggal”: satu Allah dalam tiga pribadi.
Koq sangat sulit untuk dipahami dan dijelaskan? Santo Agustinus pernah mengatakan bahwa kalau kita mampu memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah. Dia yang Tak Terbatas tak akan pernah dapat dijelaskan secara sempurna oleh kita yang terbatas!
“Unik”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, unik adalah “tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain; khusus.”
Setiap orang itu uinik. Artinya, setiap orang itu khusus, lain daripada yang lain, tidak ada yang menyamainya.

KESIMPULAN

Aku Citra Allah yang Unik artinya adalah aku adalah manusia yang diciptakan menurut gambar Allah, yang lain daripada yang lain. Aku istimewa, bukan hanya karena aku ini hanya ada satu di dunia ini, tetapi terlebih karena Allah menciptakanku supaya setiap orang yang melihatku mendapatkan gambaran tentang-Nya. Apapun pendapat orang tentangku, itu tidak dapat merenggut kebenaran yang melekat pada diriku: aku berharga karena aku adalah gambaran-Nya!

KOMPETENSI KELAS 9

KOMPETENSI RELIGIUS
KOMPETENSI SOSIAL
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
1.1.   Beriman pada Allah yang menyelamatkan semua orang,yang ditanggapi dengan beriman  dan beragama
1.2.   Bersyukur atas Gereja Katolik sebagai persekutuan dalam mewujudkan praktek hidup beriman kristiani.
1.3.   Bersyukur atas  hak dan kewajiban sebagai umat beriman kristiani
1.4.   Bersyukur atas  pelbagai bentuk pelayanan Gereja di tengah masyarakat.
1.5.   Bersyukur atas keluhuran  martabat hidup manusia
1.6.   Beriman pada Allah yang mengajarkan kejujuran dan keadilan
1.7.   Bersyukur atas  keutuhan alam ciptaan
1.8.   Bersyukur atas  persaudaraan sejati dengan penganut agama dan kepercayaan  lain
1.9.   Bersyukur atas kesempatan untuk meraih cita-cita
1.10. Bersyukur atas Sakramen Perkawinan dan Sakramen Imamat

2.1.   Disiplin menjalankan hidup beriman dan beragama sebagai tangggapan atas iman akan Allah yang menyelamatkan semua orang.
2.2.   Bertanggung jawab dalam praktik hidup beriman kristiani.
2.3.   Bertanggung jawab dalam melaksanakan hak dan kewajiban sebagai umat beriman kristiani
2.4.   Peduli dalam kehidupan di tengah masyarakat
2.5.   Peduli terhadap martabat luhur hidup manusia.
2.6.   Jujur dan adil dalam bertindak
2.7.   Bertanggung jawab untuk memelihara keutuhan alam ciptaan.
2.8.   Toleransi terhadap penganut agama dan kepercayaan lain
2.9.   Percaya diri dalam upaya meraihcita-cita
2.10. Peduli pada Sakramen Perkawinan dan Sakramen Imamat sebagai panggilan hidup


KOMPETENSI PENGETAHUAN
KOMPETENSI KETRAMPILAN
3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.1.   Memahami tentang Allah yang senantiasa berusaha menyelamatkan semua orang, yang ditanggapi dengan beriman dan beragama
3.2.   Memahami praktik hidup beriman kristiani dalam Gereja Katolik.
3.3.   Memahami  ajaran Gereja dan Kitab Suci tentang hak dan kewajiban umat beriman kristiani
3.4.   Memahami latarbelakang dan tujuan, serta pelbagai bentuk pelayanan Gereja di tengah masyarakat
3.5.   Memahami sikap dan pandangan Gereja tentang keluhuran  martabat hidup manusia
3.6.   Memahami ajaran Gereja tentang kejujuran dan keadilan
3.7.   Memahami sikap dan pandangan Gereja atas berbagai keprihatinan tentang keutuhan alam ciptaan dan usaha yang dilakukan.
3.8.   Memahami  ajaran Gereja tentang persaudaraan sejati dengan penganut agama dan kepercayaan  lain
3.9.   Memahami pandangan masyarakat dan Gereja tentang pentingnya cita-cita.
3.10. Memahami Sakramen Perkawinan dan Sakramen imamat sebagai panggilan hidup

4.1.   Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/menulis refleksi/ membuat slogan/ membuat kliping) yang berkaitan dengan beragama dan beriman.
4.2.   Melakukan aktivitas (misalnya mengucapkan doa syahadat/menuliskan refleksi/ menyusun doa/ mengikuti kegiatan di lingkungan) yang berkaitan dengan praktik hidup beriman kristiani.
4.3.   Melakukan aktivitas (misalnya membuat jurnal/ menuliskan refleksi/ merencanakan kegiatan) yang berkaitan dengan kegiatan dalam hidup menggereja.
4.4.   Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali/ malakukan wawancara/ menulis refleksi/ membuat kliping) yang berkaitan tokoh katolik yang terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
4.5.   Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/menuliskan refleksi/ membuat slogan/ membuat aksi) yang berkaitan dengan martabat luhur hidup manusia.
4.6.   Melakukan aktivitas (misalnya membuat motto/ menuliskan refleksi/ menyusun doa/membuat kliping) yang berkaitan dengan kejujuran dan keadilan.
4.7.   Melakukan aktivitas (misaalnya menanam pohon/ membuat biopori/ membuat motto/ menuliskan refleksi) yang berkaitan dengan keutuhan alam ciptaan.
4.8.   Melakukan aktivitas ( misalnya berkunjung ke rumah ibadah agama lain/ menuliskan refleksi/ melakukan wawancara pada tokoh agama) yang berkaitan dengan persaudaraan sejati dengan penganut agama dan kepercayaan  lain
4.9.   Melakukan aktivitas (misalnya merencanakan masa depan/ menuliskan refleksi/ menyusun doa) yang berkaitan dengan upaya meraih cita-cita
4.10. Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa untuk imam/ menuliskan refleksi/ melakukan wawancara) yang berkaitan dengan sakramen perkawinan dan sakramen imamat.

KOMPETENSI KELAS 8

KOMPETENSI RELIGIUS
KOMPETENSI SOSIAL
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
1.1     Beriman akan  Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia
1.2     Bersyukur  atas  nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus Kristus melalui sabda dan tindakan
1.3     Bersyukur atas panggilan dan perutusan Yesus Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah
1.4     Bersyukur pada Allah sebagai wujud penghayatan akanmakna sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
1.5     Percaya akan Roh Kudus sebagai daya hidup Gereja
1.6     Bersyukur atas kehadiran  Gereja sebagai Paguyuban umat beriman.
1.7     Bersyukur atasaneka pelayanan Gereja.
1.8     Bersyukur atas kehadiran  Gereja  sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.
1.9     Bersyukur atas  sakramen inisiasi dalam hidup menggereja.
1.10  Bersyukur atas sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan sesama
1.11  Bersyukur atas sakramen pengurapan orang sakit sebagai wujud pendampingan Gereja terhadap orang yang menderita sakit.

2.1     Peduli pada sesama agar kehadirannya dapat dirasakan sebagai wujud Allah yang menjelma menjadi manusia.
2.2     Bertanggung jawab   mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui kata-kata dan perbuatan
2.3     Bertanggung jawab dalam menanggapi panggilan dan perutusan Yesus Kristus untuk mewartakan Kerajaan Allah.
2.4     Peduli pada sesama  untuk mewujudkan makna sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaanNya.
2.5     Santun dalam kehidupan menggereja sebagai wujud karya Roh Kudus.
2.6     Peduli terhadap kegiatan Gereja sebagai paguyuban umat beriman.
2.7     Bertanggung jawab untuk terlibat  dalam aneka pelayanan Gereja
2.8     Peduli mewujudkan Gereja  sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.
2.9     Bertanggung jawab atas panggilan dan perutusan anggota Gereja  sebagai konsekuensi menerima sakramen inisiasi.
2.10  Disiplin merayakan sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan sesama.
2.11  Peduli pada orang yang sakit.


KOMPETENSI PENGETAHUAN
KOMPETENSI KETRAMPILAN
3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4.    Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR
3.1.     Memahami ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia
3.2.     Memahami tugas Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda dan tindakan.
3.3.     Memahami  panggilan dan perutusan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya pada zaman sekarang demi mewujudkan Kerajaan Allah.
3.4.     Memahami maknaperistiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaan-Nya.
3.5.     Memahami peran Roh Kudus pada Gereja Perdana dan Gereja masa kini.
3.6.     Memahami makna Gereja sebagai paguyuban umat beriman
3.7.     Memahami aneka pelayanan Gereja.
3.8.     Memahami bahwa Gereja  adalah tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.
3.9.     Memahami ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi sakramen inisisasi dalam hidup menggereja.
3.10.  Memahami makna sakramen tobat sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi antara dirinya  dengan Allah dan sesama.
3.11.  Memahami  makna sakramen pengurapan orang sakit sebagai sarana gereja untuk mendampingi orang yang sakit.

4.1.   Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan kembali/ menyusun doa/ puisi) yang berkaitan dengan peristiwa Allah yang menjelma menjadi manusia.
4.2.   Melakukan aktivitas (misalnya menceritakan pengalaman/ refleksi/ laporan pengalaman) yang berkaitan dengan keterlibatan dalam mewartakan Kerajaan Allah melalui kata-kata dan perbuatan
4.3.   Melakukan aktivitas (misalnya membuat refleksi/ membuat laporan) yang berkaitan dengan pengalaman meksanakan panggilan dan perutusan Yesus Kristus demi mewujudkan Kerajaan Allah.
4.4.   Melakukan aktivitas (misalnya membuat refleksi/ menyusun doa/ puisi/ ibadat) yang berkaitan dengan  maknaperistiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai puncak pewartaanNya.
4.5.   Melakukan aktivitas (misalnya menyusun doa/ puisi/ membuat refleksi/ ibadat) yang berkaitan dengan peran Roh Kudus pada Gereja Perdana dan Gereja masa kini.
4.6.   Melakukan aktivitas (misalnya membuat refleksi/ menyusun doa/ puisi/ melakukan wawancara) berkaitan dengan makna Gereja sebagai paguyuban umat beriman.
4.7.   Melakukan aktivitas (misalnya aksi sosial/mengikuti kegiatan lingkungan/  menyumbang dana/menyusun doa/ wawancara) yang berkaitan dengan aneka pelayanan Gereja.
4.8.   Melakukan aktivitas (misalnya aksi sosial/mengikuti kegiatan lingkungan/  menyumbang dana/menyusun doa) untuk mewujudkan Gereja  sebagai  tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.
4.9.     Melakukan aktivitas (misalnya mempraktikkan/ mendramatisasikan/ membuat produk) yang berkaitan dengan tata cara penerimaan sakramen inisiasi.
4.10.  Melakukan aktivitas (misalnya mempraktikkan/ mendramatisasikan) yang berkaitan dengan tata cara pengakuan dosa.
4.11. Melakukan aktivitas (misalnya mengunjungi/ mendoakan/ menyusun doa) untuk orang yang sakit.